Sabtu, 20 Juni 2009

Penentuan Asam Basa Dengan Menggunakan Indikator Kertas Lakmus

Tujuan dari pembelajaran berbasis web ini adalah :
  1. Mendeskripsikan pengetian dari senyawa asam dan basa menurut teori Arrhenius.
  2. Menyebutkan sifat-sifat senyawa dan senyawa basa yang ada dalam kehidupan sehari-hari.
  3. Memberi beberapa contoh senyawa asam dan senaywa basa.
  4. Mengklasifikasikan atau mengidentifikasikan berbagai larutan yang ada dalam kehidupan sehari-hari ke dalam larutan yang bersifat asam, basa, atau netral dengan menggunakan indikator kertas lakmus merah dan biru.

Tahukah kamu, kalau semua makanan itu ada yang bersifat asam, basa, netral, ataupun bersifat garam yang merupakan hasil reaksi dari asam dan basa. Di dalam kehidupan sehari-hari, kamu tentunya sering menyantap banyak makanan baik itu buah-buahan, makanan kecil, makanan yang memakai penyedap rasa, pemanis, dan banyak lagi. Tidak hanya makanan, berbagai peralatan rumah tangga lainnya yang memiliki sifat asam, basa, ataupun basa. Kita ambil contoh misalnya, buah-buahan yang kamu makan. Seperti, jeruk, lemon, atau mangga, dan sebagainya. Bagaimana rasanya? Kadang kala, buah-buahan tersebut rasanya asam. Peralatan rumah tangga misalnya, sabun. Ketika kamu mandi, jika air sabun tidak sengaja masuk ke dalam mulut, pastinya rasa yang beda akan kamu rasakan. Perbedaan rasa inilah yang membuktikan adanya sifat kimia, yaitu asam, basa, netral pada makanan ataupun peralatan-peralatan yang dekat dengan kehidupan kalian. Selanjutnya, bagaimana dengan senyawa-senyawa lainnya? Apakah memiliki sifat asam? Sifat basa? Atau sifat netral? Apa sich asam dan basa itu? Serta bagaimana cara menguji senyawa tersebut yang tergolong asam, basa, atau netral? Untuk itu mari kita belajar bersama-sama.

Asam dan Basa
Kalian tentu pernah meminum minuman bersoda. Bagaimana rasanya? Kalian pasti akan menjawab sedikit ada rasa asamnya. Rasa asam inilah yang menandakan senyawa asam dalam minuman bersoda tersebut. Dan bagaimana dengan sabun yang masuk ke mulut kalian secara tidak sengaja? Kalian pasti akan menjawab ada rasa pahit. Rasa pahit inilah yang menandakan adanya sifat basa pada sabun.
Seperti yang kalian tahu, setiap bahan makanan yang kalian makan tersebut memiliki rasa yang berbeda-beda. Perbedaan rasa inilah yang disebabkan oleh sifat kimia dari bahan tersebut, yaitu asam dan basa. Kalian pasti bertanya-tanya, apa asam dan basa itu?
Sebenarnya sifat asam dan basa sudah ada sejak zaman dahulu. Istilah asam berasal dari bahasa bahasa Latin “acetum”, yang berarti cuka. Sedangkan istilah basa berasal dari bahasa Arab yang berarti abu. Tentunya kalian masih penasaran mengenai asam dan basa secara mendalam. Berikut paparannya.
  1. Asam
    Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion hodronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama dikemukakan oleh Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air. Menurut Arrhenius, senyawa asam adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion H+. Sifat khas yang dimiliki senyawa asam diantaranya, dilihat dari rasa senyawa asam akan berasa masam ketika dilarutkan dlaam air, dilihat dari sentuhan terhadap kulit senyawa akan terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat, dilihat dari kereaktifannya senyawa asam sangat mudah bereaksi dengan kebanyakan logam atau dengan kata lain korosif terhadap logam, dan jika dilihat dari daya hantar listriknya senyawa asam merupakan senyawa elektrolit walaupun bukan senyawa ionik. Senyawa asam memiliki berbagai kegunnaan. Senyawa asam sering digunakan untuk menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut “pengawetasaman” (pickling). Senyawa asam juga dapat digunakan sebagai sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam klorida merupakan bagaian dari asam lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk memecah protein dan polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim pepsin. Selain itu, senyawa asam juga digunakan sebagai katalis misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam proses alkilasi pada pembuatan bensin. Beberapa contoh senyawa asam.
Jenis Asam Kuat/Lemah Terdapat Pada
Asam askorbat Lemah Buah-buahan
Asam karbonat Lemah Minuman berkarbonat
Asam sitrat Lemah Jeruk
Asam etanoat Lemah Cuka
Asam laktat Lemah Susu basi
Asam klorida Kuat Lambung
Asam nitrat Kuat Pupuk
Asam fosfat Kuat Cat anti karat
Asam sulfat Kuat Aki
  1. Basa
    Secara umum definisi dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika dilarutkan dalam air. Basa merupakan lawan dari asam, yaitu ditujukan untuk unsur atau senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang digunakan untuk basa kuat. Jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa tersebut melepaskan ion OH- dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut. Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang jika dilarutkan dalam air akan menghasilkan ion OH-. Sifat khas yang dimiliki senyawa asam diantaranya, mempunyai rasa yang pahit atau getir, dapat mengubah warna zat lain, seperti lakmus, bersifat kaustik khususnya untuk basa-basa kuat, artinya dapat merusak kulit kita, menetralkan sifat asam, dan terasa licin di tangan karena senyawa basa (khususnya basa kuat) dapat bereaksi dengan lemak pada kulit dan membentuk lapisan sabun. Beberapa contoh senyawa basa.
Jenis Basa Kuat/Lemah Terdapat Pada
Amonia Lemah Bhan pembuat pupuk
Kalsium hidroksida Kuat Obat untuk mengurangi keasaman tanah
Kalsium Oksida Kuat Bahan pembuat semen
Magnesium hidroksida Kuat Tablet untuk mengurangi asam lambung
Natrium hidroksida Kuat Bahan pembuat sabun


Pengidentifikasian Senyawa Asam dan Basa
Berdasarkan pengertian asam-basa menurut Arrhenius beserta sifat-sifatnya, suatu senyawa bersifat asam dalam air karena adanya ion H+. Adapun suatu senyawa yang bersifat basa dalam air jika ada ion OH-. Lantas tahukah kalian bagaimana cara mengetahui adanya H+ atau OH- dalam larutan?
Untuk mengetahui apakah suatu larutan mengandung ion H+ atau ion OH-, kalian dapat mengujinya dengan cara yang paling sederhana yang biasa dilakukan di laboratorium, yaitu dengan menggunakan kertas lakmus. Jangan sampai kalian mencicipi larutan tersebut karena hal itu sangat berbahaya.

Ada dua jenis kertas lakmus yang kita kenal, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Beberapa identikasi yang menandakan jika suatu larutan bersifat asam atau basa, yaitu
  • Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat asam.
  • Jika kertas lakmus merah dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami perubahan warna, yaitu berwarna biru, maka larutan tersebut berifat basa.
  • Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam larutan dan tidak mengalami perubahan warna, maka larutan tersebut bersifat basa.
  • Jika kertas lakmus biru dicelupkan ke dalam suatu larutan dan mengalami perubahan warna, yaitu berwarna merah, maka larutan tersebut berifat asam.
  • Jika kertas lakmus merah ataupun biru dicelupkan pada larutan netral, maka kartas lakmus tidak akan mengalami perubahan warna, tapi tidak bersifat asam ataupun basa.